Kamis, 26 April 2012

Motif Politik Dibalik Beredarnya Video Skandal Oknum DPR RI


Dalam analisis dan pernyataan dari beberapa narasumber yang coba saya himpun, ada beberapa rangkaian motif politik yang sangat kompleks, luas serta bertali temali satu sama lain. Lingkaran dalam motif ini kemudian saya sebut dengan kepentingan politik.

Oke..,saya akan coba runut dengan paduan track record dimana letak kepentingan politik tersebut:

Mengapa yang cenderung dikorbankan dalam kasus video skandal seks oknum anggota DPR RI ini adalah dr. Karolin Margret Natasa…?

Pertama-tama, perlu diketahui bahwa dr. Karolin Margret Natasa adalah putri kandung sulung dari Drs. Cornelis, MH (Gubernur Kalimantan Barat 2008-2013).

Karolin merupakan politisi yang bisa dikatakan masih sangat muda karena usianya yang baru mencapai 30 tahun (kelahiran 12 Maret 1982). Karolin adalah lulusan fakultas kedokteran Atmajaya. Karir politiknya dimulai dari sejak dia berorganisasi di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) tahun 2002 dan berlanjut pada tahun 2008 menjadi Ketua DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Barat yang merupakan organisasi sayap partai PDI Perjuangan. Karir politiknya pun makin meningkat ketika Karolin berhasil lolos menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dengan prestasi suara terbanyak ketiga secara nasional dan mendapat penghargaan dari Masyarakat Pemantau Pemilu Persatuan Wartawan Indonesia (MAPILU PWI).

Link: http://karolinpdip.blogspot.com/2010/02/dr-karolin-margret-natasa-dapat.html

Dalam karir politiknya di parlemen, Karolin juga dinilai cukup vokal dalam menanggapi berbagai masalah yang dibidanginya yaitu kesehatan dan ketenagakerjaan.

Berikut link berita yang saya dapatkan:

http://www.suarapembaruan.com/home/kasus-susu-formula-kemenkes-bpom-dan-ipb-masih-abaikan-perintah-hukum/8840

http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi9/2012/feb/02/3535/komisi-ix-dpr-ri-menilai-serapan-jamkesmas-dan-jampersal-daerah-perbatasan-rendah

Dengan semakin cemerlangnya karir politik Karolin, ternyata banyak juga pihak-pihak yang menjadi rival politiknya mengkhawatirkan bahwa suatu saat ia akan bisa memegang tongkat estafet kepemimpinan ayahnya sebagai Gubernur Kalimantan Barat dimasa mendatang. Dan ini lah yang menjadi alasan logis mengapa ia yang menjadi target sasaran untuk dihancurkan karir politiknya agar tak bersinar lagi di Kalimantan Barat.

Hal tersebut tambah diperkuat lagi dengan akan diadakan ajang Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat tahun 2012 ini, dimana ayahnya yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat akan maju kembali untuk bertarung memperebutkan posisi Gubernur dengan kontestan lainnya antara lain mantan Kasdam XII Tanjung Pura Mayjend TNI Armin Alianyang dan Morkes Effendi (Bupati Ketapang/Ketua DPD Golkar Kalbar).

Dalam ajang pertarungan politik ini sudah tentu banyak cara-cara kotor yang digunakan untuk saling menjegal antar calon kandidat. Alhasil, dengan hebohnya video ini tersirat beberapa motif politik sebagai upaya untuk menggembosi dan merusak citra trah Cornelis dengan membidik nama Karolin dalam isu kasus video skandal tersebut.

Namun perlu dicermati, bahwa sasaran tembak politik ini bukan semata personal Karolin akan tetapi lebih dari itu citra figur ayahnya sebagai Gubernur yang akan demisioner beserta institusi partai pendukungnya yaitu PDI Perjuangan juga menjadi sasaran politik yang dituju untuk menggiring opini publik sekaligus mendiskreditkan partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri yang beroposisi terhadap pemerintahan SBY saat ini.

Hal ini dilihat dari gabungan foto-foto dan capture video yang diduga diperankan oleh Karolin, yang pada awalnya disebarkan melalui situs klikitik.net milik Elya Muskitta.

Yang menjadi pertanyaan adalah:

Mengapa hanya foto-foto yang diasosiasikan sebagai Karolin yang ditampilkan….?

Hal ini tentu jawabannya adalah ketika video seks yang pelakunya diasosiasikan sebagai Karolin tersebut memiliki kualitas gambar yang rendah, maka si pelaku penuduh harus menunjangnya dengan foto-foto Karolin lainnya agar seolah-olah dapat membuat opini bahwa sebenarnya yang berada dalam video tersebut adalah Karolin seperti yang berada dalam foto-foto yang ikut ditampilkannya.

Selain itu, tendensius kebencian Elya pada PDI Perjuangan juga sebenarnya dapat dilihat dari teror politik pornografi yang dilakukannya, yang coba melibatkan dua politisi PDI Perjuangan yaitu Karolin dan Aria Bima.

Tendensius untuk mendiskreditkan PDI Perjuangan sebagai institusi pun terlihat dari penempatan logo banteng yang menjulurkan lidah yang terdapat dalam design yang dipadukan oleh foto-foto serta penggalan video seks yang diasosiasikan pelakunya adalah Karolin MN.  



Lalu muncul juga pertanyaan berikutnya,

Mengapa nama Aria Bima disebut dan dikait-kaitkan dalam berita video skandal seks ini..?

Aria Bima, ya politisi PDI Perjuangan yang duduk di komisi VI DPR RI ini akhir-akhir ini santer dikaitkan sebagai pemeran pria yang berada dalam berita isu video skandal seks oknum DPR. Namun, pria yang dikenal cukup vokal dalam mengkritisi kebijakan pemerintah ini membantah keras dan telah melakukan upaya hukum sebagai klarifikasi dalam upaya pencemaran nama baiknya yang dilakukan pertama kali lewat pemberitaan www.indonesiarayanews.com berisi berita soal video skandal seks yang diduga diperankan oleh dirinya dan Karolin.

Sampai saat ini tbelum ada bukti secara otentik dan faktual yang menegaskan bahwa pemeran pria dalam video itu adalah Aria Bima. Justru malah dikemudian hari ada pria lain yang diakui sebagai pemeran asli sekaligus otak penyebar berita video skandal itu yaitu Elya G Muskitta (Sekjen Parade Nusantara).

Link: http://www.beritasatu.com/nasional/44540-bukan-ab-pria-dalam-video-syur-anggota-dpr-tapi-elya-g-muskitta.html

Teror politik pornografi yang dituduhkan kepadanya tentu jika dilhat secara logis tidak dating begitu saja, ini sarat dengan motif politik dari pihak-pihak tertentu yang ingin mendiskreditkan dirinya secara personal serta partai dimana ia berhimpun yaitu PDI Perjuangan.

Link: http://www.komisikepolisianindonesia.com/secondPg.php?cat=umum&id=6845

Saya pun merasa tertarik untuk menelusuri apa motif dibalik teror politik yang hampir membunuh karakter politisi yang kini sedang gencarnya mengajukan interpelasi terhadap Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Selain interpelasi ini, Aria Bima pun dikenal sangat vokal dan kritis terhadap kebijakan pemerintahan SBY yang dinilai tidak pro rakyat. Hal ini antara lain terlihat dari penolakan keras dirinya dan Fraksi PDI Perjuangan atas kebijakan Pemerintah yang ingin menaikkan harga BBM dengan menyerahkan penyesuaian harga minyak dengan mekanisme pasar internasional.

Pada sisi ini, saya melihat bahwa ada kelompok-kelompok tertentu yang memang ingin membidik dirinya dan partai PDI Perjuangan sebagai ajang alat pendiskreditan untuk sarana balas dendam politik. Kelompok mana yang ingin berniat jahat ini…?Tentu kita sudah bisa mensinyalir dari mana asalnya. Sebab yang sering dikritik oleh Aria Bima tidak lain dan tidak bukan adalah Produk Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintahan SBY.

Link:http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2012/03/30/86813/Interupsi-tak-Didengar-Aria-Bima-Berang-pada-Pimpinan-DPR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar